METODE PRESIPITASI

https://youtu.be/v3TYdV4YUHc

Komentar

  1. Saya izin bertanya kepada penyaji, Kelebihan metode presipitasi dijelaskan bahwa zat aktif dapat terdispersi secara halus. Kenapa bisa terdispersi secara halus dan bagaimana jika terdapat zat yang tidak terdispersi dengan halus?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih natasya atas pertanyaannya yang bagus ini saya izin menjawab ya.
      Kenapa bisa terdispersi secara halus? Nah hal ini karena dalam metode ini, zat aktif dilarutkan ke dalam pelarut, lalu larutan tersebut
      dimasukkan ke dalam larutan lain yang bukan pelarut zat aktif tersebut sehingga
      menghasilkan presipitasi zat aktif yang halus. Sehingga nanopartikel yang terbentuk harus distabilisasi untuk mencegah timbulnya kristal
      berukuran mikro dan zat aktif yang hendak dibuat nanopartikelnya harus larut
      setidaknya dalam salah satu jenis pelarut, sementara diketahui bahwa banyak zat
      aktif memiliki kelarutan rendah baik di air maupun pelarut organik. Oleh karena itu di butuhkan zat aktif yang terdispersi secara halus karena jika tidak secara halus akan payah untuk larut/terdispersi.

      Hapus
  2. mengapa digunakan larutan natrium sulfat pada larutan kitosan dalam proses aplikasi nanopartikel kitosan sebagai penghantar obat?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih zara atas pertanyaannya izin menjawab ya
      Natrium sulfat ini digunakan pada metode persipitasi yang mana natrium sulfat ini dapat kita digunakan untuk mengeringkan cairan organik. Sehingga terdapat endapan yang mana endapan yang ini terbentuk di sini menunjukkan adanya air dalam cairan organik.

      Hapus
  3. Disebutkan di dalam video kekurangan metode presipitasi ialah adanya kemungkinan residu pelarut organik.
    Apakah residu ini akan mempengaruhi hasil? Jika iya, lalu apakah ada solusi untuk menghilangkan kemungkinan adanya residu di hasil presipitasi ini?
    Mohon jawabannya terimakasih🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih atas pertanyaan dea, saya izin menjawab ya
      Titik kritis
      keharaman dan keamanan isolasi adalah residu pelarut organik yang digunakan pada
      tahap presipitasi. Karena setelah
      melarut, sediaan diharapkan tidak atau sedikit meninggalkan residu serta rasa
      enak di mulut. Nah residu ini bisa kita atasi dengan menggunakan pelarut alkohol dan aceton. Alkohol yang digunakan harus bukan dari
      industri minuman beralkohol (khamr), residu alkohol harus < 1% (LPPOM
      MUI, 2012), residu aceton harus nol. Maka akan dihasilkan presipitasi alkohol
      maupun aceton, tidak terdeteksi adanya
      residu presipitan di dalamnya. Ini berarti
      bahwa presipitasi
      alkohol maupun aceton dapat menghasilkan
      aman dan halal.

      Hapus
  4. Pada proses metode presipitasi disebutkan bahwa proses fisika menyebabkan perubahan bentuk padatan, mengapa jika padatan berbentuk relatif besar lebih mudah diendapkan dibandingkan jika padatan tersebut relatif kecil, mengapa hal itu bisa terjadi dan berikan alasannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih riyani atas pertanyaan ya, saya izin menjawab
      Pada fenomena fisik yang mana perubahan bentuk padatan terlarut yang
      relatif berukuran kecil menjadi padatan
      tersuspensi yang relatif berukuran besar
      sehingga mudah diendapkan.
      Hal ini karena partikel yang berukuran besar akan turun lebih
      cepat, menyebabkan tekanan ke atas oleh cairan bertambah, sehingga mengurangi kecepatan
      turunnya padatan yang lebih besar. Hal ini
      membuat kecepatan penurunan semua partikel
      (baik yang kecil maupun yang besar) relatif
      sama atau konstan.


      Hapus

Posting Komentar