Saya izin bertanya kepada penyaji, Kelebihan metode presipitasi dijelaskan bahwa zat aktif dapat terdispersi secara halus. Kenapa bisa terdispersi secara halus dan bagaimana jika terdapat zat yang tidak terdispersi dengan halus?
Terimakasih natasya atas pertanyaannya yang bagus ini saya izin menjawab ya. Kenapa bisa terdispersi secara halus? Nah hal ini karena dalam metode ini, zat aktif dilarutkan ke dalam pelarut, lalu larutan tersebut dimasukkan ke dalam larutan lain yang bukan pelarut zat aktif tersebut sehingga menghasilkan presipitasi zat aktif yang halus. Sehingga nanopartikel yang terbentuk harus distabilisasi untuk mencegah timbulnya kristal berukuran mikro dan zat aktif yang hendak dibuat nanopartikelnya harus larut setidaknya dalam salah satu jenis pelarut, sementara diketahui bahwa banyak zat aktif memiliki kelarutan rendah baik di air maupun pelarut organik. Oleh karena itu di butuhkan zat aktif yang terdispersi secara halus karena jika tidak secara halus akan payah untuk larut/terdispersi.
Terimakasih zara atas pertanyaannya izin menjawab ya Natrium sulfat ini digunakan pada metode persipitasi yang mana natrium sulfat ini dapat kita digunakan untuk mengeringkan cairan organik. Sehingga terdapat endapan yang mana endapan yang ini terbentuk di sini menunjukkan adanya air dalam cairan organik.
Disebutkan di dalam video kekurangan metode presipitasi ialah adanya kemungkinan residu pelarut organik. Apakah residu ini akan mempengaruhi hasil? Jika iya, lalu apakah ada solusi untuk menghilangkan kemungkinan adanya residu di hasil presipitasi ini? Mohon jawabannya terimakasih🙏🏻
Terimakasih atas pertanyaan dea, saya izin menjawab ya Titik kritis keharaman dan keamanan isolasi adalah residu pelarut organik yang digunakan pada tahap presipitasi. Karena setelah melarut, sediaan diharapkan tidak atau sedikit meninggalkan residu serta rasa enak di mulut. Nah residu ini bisa kita atasi dengan menggunakan pelarut alkohol dan aceton. Alkohol yang digunakan harus bukan dari industri minuman beralkohol (khamr), residu alkohol harus < 1% (LPPOM MUI, 2012), residu aceton harus nol. Maka akan dihasilkan presipitasi alkohol maupun aceton, tidak terdeteksi adanya residu presipitan di dalamnya. Ini berarti bahwa presipitasi alkohol maupun aceton dapat menghasilkan aman dan halal.
Pada proses metode presipitasi disebutkan bahwa proses fisika menyebabkan perubahan bentuk padatan, mengapa jika padatan berbentuk relatif besar lebih mudah diendapkan dibandingkan jika padatan tersebut relatif kecil, mengapa hal itu bisa terjadi dan berikan alasannya
Terimakasih riyani atas pertanyaan ya, saya izin menjawab Pada fenomena fisik yang mana perubahan bentuk padatan terlarut yang relatif berukuran kecil menjadi padatan tersuspensi yang relatif berukuran besar sehingga mudah diendapkan. Hal ini karena partikel yang berukuran besar akan turun lebih cepat, menyebabkan tekanan ke atas oleh cairan bertambah, sehingga mengurangi kecepatan turunnya padatan yang lebih besar. Hal ini membuat kecepatan penurunan semua partikel (baik yang kecil maupun yang besar) relatif sama atau konstan.
Saya izin bertanya kepada penyaji, Kelebihan metode presipitasi dijelaskan bahwa zat aktif dapat terdispersi secara halus. Kenapa bisa terdispersi secara halus dan bagaimana jika terdapat zat yang tidak terdispersi dengan halus?
BalasHapusTerimakasih natasya atas pertanyaannya yang bagus ini saya izin menjawab ya.
HapusKenapa bisa terdispersi secara halus? Nah hal ini karena dalam metode ini, zat aktif dilarutkan ke dalam pelarut, lalu larutan tersebut
dimasukkan ke dalam larutan lain yang bukan pelarut zat aktif tersebut sehingga
menghasilkan presipitasi zat aktif yang halus. Sehingga nanopartikel yang terbentuk harus distabilisasi untuk mencegah timbulnya kristal
berukuran mikro dan zat aktif yang hendak dibuat nanopartikelnya harus larut
setidaknya dalam salah satu jenis pelarut, sementara diketahui bahwa banyak zat
aktif memiliki kelarutan rendah baik di air maupun pelarut organik. Oleh karena itu di butuhkan zat aktif yang terdispersi secara halus karena jika tidak secara halus akan payah untuk larut/terdispersi.
mengapa digunakan larutan natrium sulfat pada larutan kitosan dalam proses aplikasi nanopartikel kitosan sebagai penghantar obat?
BalasHapusTerimakasih zara atas pertanyaannya izin menjawab ya
HapusNatrium sulfat ini digunakan pada metode persipitasi yang mana natrium sulfat ini dapat kita digunakan untuk mengeringkan cairan organik. Sehingga terdapat endapan yang mana endapan yang ini terbentuk di sini menunjukkan adanya air dalam cairan organik.
Disebutkan di dalam video kekurangan metode presipitasi ialah adanya kemungkinan residu pelarut organik.
BalasHapusApakah residu ini akan mempengaruhi hasil? Jika iya, lalu apakah ada solusi untuk menghilangkan kemungkinan adanya residu di hasil presipitasi ini?
Mohon jawabannya terimakasih🙏🏻
Terimakasih atas pertanyaan dea, saya izin menjawab ya
HapusTitik kritis
keharaman dan keamanan isolasi adalah residu pelarut organik yang digunakan pada
tahap presipitasi. Karena setelah
melarut, sediaan diharapkan tidak atau sedikit meninggalkan residu serta rasa
enak di mulut. Nah residu ini bisa kita atasi dengan menggunakan pelarut alkohol dan aceton. Alkohol yang digunakan harus bukan dari
industri minuman beralkohol (khamr), residu alkohol harus < 1% (LPPOM
MUI, 2012), residu aceton harus nol. Maka akan dihasilkan presipitasi alkohol
maupun aceton, tidak terdeteksi adanya
residu presipitan di dalamnya. Ini berarti
bahwa presipitasi
alkohol maupun aceton dapat menghasilkan
aman dan halal.
Pada proses metode presipitasi disebutkan bahwa proses fisika menyebabkan perubahan bentuk padatan, mengapa jika padatan berbentuk relatif besar lebih mudah diendapkan dibandingkan jika padatan tersebut relatif kecil, mengapa hal itu bisa terjadi dan berikan alasannya
BalasHapusTerimakasih riyani atas pertanyaan ya, saya izin menjawab
HapusPada fenomena fisik yang mana perubahan bentuk padatan terlarut yang
relatif berukuran kecil menjadi padatan
tersuspensi yang relatif berukuran besar
sehingga mudah diendapkan.
Hal ini karena partikel yang berukuran besar akan turun lebih
cepat, menyebabkan tekanan ke atas oleh cairan bertambah, sehingga mengurangi kecepatan
turunnya padatan yang lebih besar. Hal ini
membuat kecepatan penurunan semua partikel
(baik yang kecil maupun yang besar) relatif
sama atau konstan.